Sabtu, 15 Oktober 2011

Ingin Bertamasya ke Kutub Selatan?

Hamparan es di bawah langit biru. Suasana sunyi, hanya ada pinguin dan anjing laut. Perjalanan ke Antartika adalah pengalaman tak terlupakan. Sekarang musim wisata ke wilayah tersebut kembali dimulai. 




Sampai sekarang Kutub Selatan menarik sekitar 50 ribu wisatawan per tahunnya. Petualangan yang beberapa tahun lalu tak terbayar, sekarang makin murah. Bisakah benua ini mengatasi banjir wisatawan?

Di Belanda saja, ada sekitar 20 biro perjalanan yang menawarkan sejumlah tujuan wisata menegangkan bagi para petualang. Biayanya sekitar 8.000 euro per orang. Mahal memang, namun banyak yang bisa didapat: liburan ramah lingkungan, misalnya. Traktat Khusus Antartika mewajibkan biro perjalanan mengajukan izin khusus untuk mengeksplorasi wilayah tersebut dengan kapal laut. Sejumlah syarat harus dipenuhi. Dari metode pembuangan limbah di kapal sampai kemasan makanan yang kedap udara.
Makin banyak 
Sampai sekarang kapal-kapal yang berlayar ke Kutub Selatan boleh mengangkut maksimal 150 wisatawan. Jumlahnya terbatas dan ditentukan dari awal. Mereka bisa mengamati penguin dan anjing laut dari dekat. Atau berjalan-jalan di atas es. Namun jumlah wisatawan makin banyak, kata Gert Polet, ahli kutub dari WNF:

“Kami melihat tren bahwa ukuran kapal-kapal pesiar yang mendapat izin berlayar di kutub makin besar. Jika sebuah kapal berpenumpang 2000 orang bermasalah di kutub, sulit sekali mengevakuasi korban. Arctic Explorer, yang mengangkut 150 penumpang, mengalami kecelakaan pada 2007. Kerja berat untuk mengevakuasi mereka. Bahaya sekali jika 2000 penumpang mengambang di kutub. Selain itu, bisa timbul kebocoran minyak. Tidak mungkin menyelesaikan semua masalah itu jika jauh dari infrastruktur!”
Kapal-kapal pesiar besar sekarang tidak diizinkan berlayar ke daratan Kutub Selatan. Penumpang hanya boleh dari jauh mengangumi Antartika yang menyerupai hamparan es putih.
Banyak diskusi panas apakah kedatangan kapal-kapal besar tersebut diinginkan. Melihat risikonya, perjalanan pesiar massal sama sekali tidak menawarkan pengalaman berkarakter unik dari wilayah tersebut. Berlayar dengan kapal pesiar sepanjang garis pantai Arktik juga tidak ramah lingkungan untuk benua Antartika.
Wisata Pantai?
Walaupun banyak kebijakan diambil, sedikit sekali penelitian yang dilakukan mengenai efek wisata di daerah tersebut. Padahal kebutuhan melakukan penelitian bertambah, kata Machiel Lamers dari Universitas Wageningen. Ia meneliti masa depan wisata ke Antartika. Walaupun Antartika belum berubah jadi Costa Spanyol atau Ibiza, sejumlah guesthouse permanen sudah mulai dibangun di Antartika.

Lamers: “Tak ada aturan yang melarang hal ini. Dan banyak aktivitas yang menuju ke arah pariwisata. Jadi ini adalah skenario yang harus kita perhitungkan, dan banyak negara yang mau ikut memikirkannya.”
Tak bisa dihindari bahwa akhirnya kebijakan harus disusun, pikir Lamers. Kebijakan seperti larangan membangun hotel, mengatur aktivitas apa saja yang boleh dilakukan di daratan. Dan jumlah maksimal wisatawan. Semacam pembagian waktu perjalanan.
Lamers: “Hal ini bisa diatur dalam bentuk pembagian waktu kunjungan. Biro perjalanan bisa bernegosiasi dengan satu sama lain. Dengan cara ini mereka bisa menentukan siapa yang boleh ke Antartika pada musim tertentu dan berapa orang yang boleh dibawa.”
Keuntungan sistem tersebut adalah: uang yang dihasilkan bisa digunakan untuk penelitian mengenai efek pariwisata terhadap lingkungan.
Melindungi
Bukan maksudnya untuk memagari benua Antartika, namun kita harus berhati-hati mengeksploitasinya. Demikian kata ahli kutub Polet. Lagipula, banyak bahaya lain untuk Kutub Selatan selain pariwisata.

“Pemanasan iklim di Antartika berjalan lebih cepat ketimbang di bagian lain bumi. Pinguin jadi salah satu korbannya. Mereka berkembangbiak di es dan es makin sering pecah. Pernah terjadi, setengah koloni pinguin terpecah belah akibat pecahnya es. Orangtua pinguin tidak bisa menemukan anak-anaknya. Masalah-masalah itu lebih besar dibandingkan jumlah wisatawan yang mengunjungi Antartika.”
Sampai saat ini, perjalanan ke Kutub Selatan masih sangat eksklusif dan biro perjalanan masih bertanggung jawab mengatur segalanya. Lagipula, mereka memberi ilusi mengenai alam liar yang belum terjamah kepada klien-klien mereka. Dan bertemu rombongan wisatawan lain di Kutub Selatan tidak cocok dengan gambaran itu. Apalagi menemukan sampah di hamparan es. 


Sumber: Radio Nederland Wereldomroep


2 komentar:

cita-cita seumur hidup kesana. mudahän bisa

Posting Komentar

Give Your Comment,here:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites