Senin, 15 Februari 2010

Gangguan Komunikasi Saat Lebaran

 

Saat Lebaran adalah waktu yang tepat untuk saling bersilaturahim antar sanak saudara dan kerabat. Namun apa jadinya jika jarak memisahkan mereka terlalu jauh? SMS dan telepon adalah salah satu cara yang paling mudah untuk ditempuh agar keinginan bersilaturahim itu dapat dilakukan, sesuai dengan fungsinya alat komunikasi ini akan memperpendek jarak dan waktu. Namun yang menjadi masalah saat ini adalah gangguan komunikasi pengguna telepon seluler, panggilan ataupun pengiriman pesan singkat, masih sering terjadi saat hari raya Idul Fitri tiba. Jumlah keluhan masyarakat penggunapun akan hal ini cukup tinggi. Terutama bagi masyarakat yang lebih sering menggunakan SMS sebagai media komunikasinya. Pesan yang dikirim selelu ditunda saat malam lebaran tiba.


Menurut Aries Pratiarso, ST, MT seorang Dosen pada Jurusan Teknik Telekomunikasi PENS-ITS, jika ditinjau dari ilmu telekomunikasi hal itu terjadi karena adanya pemakaian Bandwidth yang bersamaan, sama halnyadengan lebar jalan yang digunakan bersamaan sehingga akan mempengaruhi traffic lalu lintas (menjadi tidak lancar). “Traffic lalu lintas jalan raya sama dengan traffic pada jalur telepon yang menyebabkan gangguan telepon, Bandwidth pada pemakaian normal digunakan bergantian, namun pada saat lebaran penggunaannya bersamaan dan itulah yang menyebabkan ada batasan dalam pengiriman”. Bandwidth adalah lebar saluran atau pita yang dapat dilewati oleh sinyal yang berasal dari telepon. Dan ukuran bandwidth ini tergantung oleh seberapa besar sebuah provider seluler merogoh koceknya. Semakin besar ia memiliki bandwidth maka provider tersebut dapat melayani pelanggannya dengan baik.Namun juga tidak semudah itu untuk memperbesar Bandwidth, karena semuanya sudah diatur oleh regulasi telekomunikasi di Indonesia.
Teknologi celluler salah satunya adalah CDMA (Code Division Multiple Access) yang mulanya banyak digunakan di kawasan benua Amerika memiliki kesiapan yang baik karena teknologi ini memakai system kode yang berbeda satu sama lain sehingga antar provider tidak saling terganggu dan sistem celluler lain menggunakan GSM (Global System for Mobile) yang sistemnya didasari oleh pembagian waktu. System ini pada mulanya dipelopori oleh perusahaan-perusahaan telekomunikasi di daerah benua Eropa.
Pernyataan Aries didukung oleh Muslich, seorang Network Communication PT. Telkom, menurutnya komunikasi antar operator lebih rumit jika dibanding berkomunikasi dengan operator yang sama. Dan gangguan komunikasi yang terjadi pada saat lebaran juga karena disebabkan oleh adanya blank spot (daerah tidak ditemukan sinyal) di beberapa tempat, “Ketika seseorang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, maka jaringan yang awalnya dihandle oleh sebuah BTS A (Base Transceiver Station) akan berpindah atau bergeser ke BTS B. Peristiwa ini disebut dengan hold over. Ketika bergerak semakin jauh dari BTS asal, maka sinyal telepon akan dihandle oleh BTS lain. Dan yang menjadi masalah adalah banyak BTS yang jauh dan tidak tercover dan inilah yang menyebabkan blank spot.” BTS sendiri berfungsi menjembatani perangkat komunikasi pengguna dengan jaringan menuju jaringan lain. Satu cakupan pancaran BTS dapat disebut Cell. Komunikasi seluler adalah komunikasi modern yang mendukung mobilitas yang tinggi. Dari beberapa BTS kemudian dikontrol oleh satu Base Station Controller (BSC) yang berfungsi mengkontrol beberapa BTS, dari BSC ke BTS bisa melalui radio microwave bisa pula menggunakan transmisi via fiber optic (serat optik). Aries menambahkan jika jarak ideal antara BTS yang satu dengan BTS yang lain adalah 2 km, sehingga layanan yang diberikan oleh provider dapat dinikmati dengan baik oleh masyarakat penggunannya. Namun Muslich menambahkan jarak ideal BTS satu dengan BTS lain tergantung dari traffic sebuah BTS, untuk daerah density padat, kerapatannya adalah 2 km, tetapi untuk traffic sedang sampai rendah BTS memiliki cakupan area ± 5 km, sehingga antar BTS bisa berjarak 10 km.
Menurut Aries, gangguan ini tidak dapat dicegah karena keterbatasan teknologi. Namun jika ada teknologi baru yang lebih canggih, maka kemungkinan hal itu untuk dapat diatasi adalah semakin nyata. Jika provider di Indonesia ingin melayani masyarakat pengguna (consument) dengan layanan terbaik pada saat lebaran tiba, maka Aries dan Muslich mengatakan bahwa provider tersebut seharusnya memperluas ukuran Bandwidthnya dan yang terpenting adalah membentuk jaringan BTS sehingga meminimalisir adanya blank spot.
Mereka berdua juga memberikan beberapa tips serta saran kepada para pengguna handphone yang ingin berkomunikasi dengan lancar pada saat hari raya Idul Fitri. Berikut beberapa tips dan saran tersebut:
1.   Menggunakan salah satu provider besar yang ada di Indonesia saat ini
2.  Memilih waktu komunikasi yang tepat. Sore hari sebelum Maghrib atau saat tengah malam merupakan waktu yang cukup baik untuk berkomunikasi dengan lancar.
3.  Dan jika kita bepergian disarankan untuk melewati jalur tengah (Inti) bukan jalur alternative. Karena di jalur utama lebih banyak BTS yang tersedia dibandingkan dengan jaringan di daerah pedalaman yang biasanya digunakan jalur alternative.
Namun Aries mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir jika SMS yang tertunda dikirim tersebut tidak akan sampai kepada si penerima, karena provider hanya akan menunda dan akan terkirim kemudian. “Ini lebih baik dibandingkan dulu, karena dulu SMS itu akan dibatalkan oleh provider.”
Dengan demikian diharapkan masyarakat lebih sadar dan paham untuk menggunakan, memanfaatkan dan memilih waktu yang tepat untuk komunikasi yang bertujuan untuk bersilaturahmi dengan kerabat dan  sanak saudara yang jauh pada saat hari raya Idul Fitri tiba nantinya. (Andi)

0 komentar:

Posting Komentar

Give Your Comment,here:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites