Kamis, 25 Agustus 2011

Pengalaman Puasa Pesepakbola Professional


Puasa Chamakh masih bolong-bolong, Kanoute masih disiplin jalani puasa.




London - Meski sudah masuk kompetisi, tak sedikit pemain sepak bola beragama Islam yang tetap menjalankan ibadah puasa. Salah satunya penyerang Arsenal, Maroune Chamakh. Chamakh memang harus melakoni pertandingan ketat selama menunaikan ibadah puasa. 


Tentunya, sebagai pemain bola, dia harus menjaga kebugaran dengan berlatih dan berlatih. Padahal, dia diwajibkan tidak makan dan minum dari sebelum matahari terbit sampai matahari terbenam.


Chamakh mengaku kerap kesulitan melakukan salah satu dari lima rukun Islam itu. Bahkan, tak jarang puasa penyerang asal Moroko itu bolong-bolong.

"Aku tidak memiliki masalah puasa pada bulan Ramadhan. Hal yang normal, sehari sebelum pertandingan dan saat pertandingan, aku tidak puasa. Namun, aku akan menebusnya di lain waktu," ucap Chamakh.

Hal lain disampaikan oleh penyerang Chelsea, Nicolas Anelka. "Aku sadar sering cedera setelah bulan puasa. Jadi, aku tidak berpuasa secara ketat lagi," ucap Anelka.

Selain Chamakh dan Anelka, ada beberapa pemain beragama Islam yang bermain pada Premier League, seperti Kolo Toure, Yaya Toure, Edin Dzeko, dan Samir Nasri. Mereka pun tak segan-segan menunjukkan identitasnya sebagai pengikut agama Islam. Sebelum kick-off, mereka biasanya mengangkat tangan bersikap doa, kemudian mengusap wajahnya. Mereka juga tetap menjalankan ibadah puasa. Namun, tak dijelaskan bagaimana mereka berpuasa di tengah kompetisi ketat.

Berbeda dengan Anelka dan Chamakh, penyerang Sevilla, Frederic Kanoute, tetap disiplin menjalankan ibadah puasa. Menurutnya, kegiatannya beribadah sesuai keyakinannya tidak pernah membuat ia bermasalah dengan staf kepelatihan, pendukung, dan rekan-rekannya. Bahkan, menurut Kanoute, orang-orang di sekilingnya penasaran ketika dia melaksanakan puasa.

"Ya, mereka sangat ingin tahu. Mereka bertanya-tanya mengapa aku tidak makan. Namun, Anda harus menjawab pertanyaan itu. Merupakan sesuatu yang bagus bisa memberi kesaksian. Mereka melihatku berdoa di ruang ganti. Aku tidak punya pikiran bahwa aku nanti akan dilihat orang lain. Apa yang kulakukan alami," ujar Kanoute.

"Islam telah membantuku. Ini adalah jalan yang kuambil untuk membuatku tenang, membantu berpikir mengenai di mana aku tinggal, juga mencintai sesama. Aneh bila aku mendengar tentang semua masalah teroris karena hal itu sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang aku pahami," beber Kanoute.



Sumber: Kompas

0 komentar:

Posting Komentar

Give Your Comment,here:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites