
Kecil dan mungil, tapi lincah dan tidak takut berduel dengan lawan yang memiliki postur tubuh lebih besar.
Kedatangan LA Galaxy setidaknya memberi beberapa pelajaran bagi pemain Indonesia.
Pemuda Indonesia kembali mengukir sejara di luar negeri, kali ini ada pada diri Arthur Irawan.
Kunjungan PSV Eindhoven pada Januari 2012 akan memberikan manfaat untuk para pemain Indonesia.
Taman Nasional Komodo merupakan satu-satunya tumpuan harapan Indonesia untuk melaju ke babak final masuk 7 besar dalam N7WS Of Nature (Keajaiban Dunia Baru Kategori Alam).
Sepak bola Indonesia penuh dengan muatan politis dan kepentingan. Alfred Riedl, pelatih timnas Indonesia, sebelumnya secara blak-blakan mengatakan bahwa dirinya direcoki oleh kepentingan-kepentingan politis.
Kini giliran Radio Belanda yang menyebutkan bahwa Irfan Bachdim, pemain blasteran Indonesia-Belanda, telah menjadi korban dari sebuah pertarungan kepentingan di ranah sepak bola nasional. rnw.nl, situs Radio Belanda, sebenarnya sedang membahas soal Ruben Wuarbanaran yang sedang pusing harus memilih paspor Indonesia atau paspor Belanda. Supaya Ruben tidak salah memilih, Radio Belanda menyarankan agar Ruben memetik pelajaran dari Irfan.
Dalam paragrap terakhir, situs rnw.nl menulisnya seperti ini: ''Untuk saat ini nasihat yang pas untuk Ruben, belajarlah bahasa Indonesia dulu! Mulai saja dari mengupas arti pepatah: Gajah berperang, pelanduk mati di tengah-tengah. Bayangkan pelanduknya itu Irfan Bachdim, pendahulumu!''
Situs rnw.nl menyebut Irfan sebagai pelanduknya. Tapi, tidak disebutkan siapa yang menjadi gajahnya yang sedang berperang itu. Namun demikian, semua orang sepertinya sudah tahu bahwa Irfan jadi korban pencoretan timnas Indonesia lantaran pertempuran antara PSSI dan Liga Primer Indonesia (LPI).
Sumber: yahoo