Minggu, 24 Juli 2011

Kendala Timnas Bukan Hanya Soal Lapangan

Memang sangat jelas terlihat dalam tayangan televisi jika kondisi lapangan sangat tidak layak, namun itu bukan satu-satunya masalah yang dihadapi timnas Indonesia.


Ferry dan Markus berlatih di Stadion Ashgabat Olympic

Pertandingan leg-1 melawan tuan rumah Turkmenistan di Ashgabat meninggalkan banyak cerita bagi para punggawa dan official timnas Indonesia, baik teknis maupun non teknis. Hal utama yang menjadi pusat perhatian adalah buruknya kondisi lapangan di Ashgabat Olympic Stadium, Turkmenistan. Kondisi lapangan yang buruk itu juga sangat menyulitkan gaya permainan timnas Indonesia yang mengandalkan bola-bola pendek menyusur tanah. 

Dikutip dari situs resmi PSSI, ketika pertama kali melihat kondisi lapangan, pelatih Wim Rijsbergen sampai geleng-geleng kepala. "Lapangannya sangat parah. Harus ada perubahan strategi," ungkap Wim. 

Terkait buruknya lapangan ini, manajemen timnas ternyata tidak tinggal diam terkait hal itu. Mereka sempat mempertanyakan kelayakannya kepada perwakilan FIFA di sana. "Bukan Cuma protes, bahkan kita sengaja mendatangi perwakilan AFC dan FIFA di Turkmenistan untuk menanyakan soal lapangan. Namun, mereka juga angkat tangan. Mau bagaimana lagi?," ungkap Desy Christina, media officer timnas senior. 

Beruntung, meski kondisi lapangan sangat buruk, para pemain timnas Indonesia tetap semangat menjalani latihan hingga pertandingan. Cuaca panas yang mencapai 40 derajat celcius pun tidak terlalu dipermasalahkan oleh pemain. 



Kekecewaan timnas kepada tuan rumah juga dirasakan pada layanan dari panpel. Betapa tidak, timnas tidak mendapatkan Liason Officer (LO) tetap selama di Turkmenistan. Ketika diberikan LO pengganti, malah tidak bisa berbahasa Inggris sama sekali. 
Briefing Timnas di Stadion

"Walhasil, komunikasi pun harus memakai bahasa tubuh atau isyarat. Banyak kejadian lucu jadinya," ungkap Desy. 

Kesulitan lainnya yang didapat di Turkmenistan adalah terbatasnya akses internet dan masalah pada sambungan telepon internasional. Bahkan, demi mendapatkan koneksi internet, ofisial timnas sampai harus meminjam akses ke Federasi sepakbola Turkmenistan. 

Kini, semua masalah itu sudah dilupakan oleh pemain dan ofisial timnas. Fery Rotinsulu cs mulai fokus pada pertandingan kedua di Jakarta. Satu hal yang pasti, timnas Indonesia akan kembali mengenakan kostum kebesaran merah-putih. Tidak lagi merah-hijau seperti di laga pertama. 


Foto: Matias Ibo (Fisioterapis Timnas Indonesia)




0 komentar:

Posting Komentar

Give Your Comment,here:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites